PERINGATAN!!!
“Sebaiknya tidak kalian baca cerpen ini, karena cerpen ini tidak
menarik dan bisa dibilang biasa saja. Untuk orang-orang yang tidak mempunyai
perasaan yang mendalam terhadap suatu hal, cerpen ini tidak cocok untuk anda. Ini
adalah cerpen yang menceritakan tentang sebuah kisah perjalanan asmara seorang
laki-laki dengan dua wanita yang
menurutnya sangat-sangat sekali berarti dalam memberi warna di dalam
kehidupannya. Karena cerita ini telah terjadi beberapa tahun yang lalu, jadi
maaf sekali karena akan terasa sangat simpel dalam penceritaannya, karena
sedikit banyak yang penulis lupa tentang kejadian-kejadian dimasa lalu, dan
nama tokoh-tokoh yang berada didalam cerita telah disamarkan. Baiklah mari kita
mengulas kembali memori ingatan dimasa lalu yang selalu berhasil membuat
tersenyum ketika mengingatnya. It’s my story”
“Aku, Kamu, Dia, Cinta Monyet?”
Karya : Syiva Habibie Januar Ramadhan
Cerita ini
dimulai ketika negara api berhasil mengalahkan negara air, hehehee bercanda. Aku
adalah sesosok laki-laki yang memiliki matabelo, hidung mancung, rambut lurus,
fostur tubuh yang atletis, memiliki kulit yang eksotik, sesosok laki-laki
pujaan hati bagi para kaum hawa, yang mempunyai kemaskulinan, keharmonisan, dan
senyum yang mempesona, seorang bintang lapangan dan idol sekolah, mengagumkan
bukan? Itulah aku dan itulah doa-doa yang selalu aku panjatkan setiap sesudah
sholat, hehee. Itulah sebagian kebohongan kecil yang sedikit besar dariku.
Oke, Cerita ini dimulai ketika menginjak masa
SMP, tepatnya ketika menginjak kelas 8 SMP atau kelas 2, setelah setahun lalu
menjadi super duper junior yang selalu bisa jadi barang becandaan kakak-kakak
kelas. Hari dimana aku menjadi kelas 2 pertama kali akhirnya datang juga,
pertama kali masuk sekolah tujuan pertama adalah mading yang menempelkan daftaran
nama-nama siswa kelas 8 yang telah diacak dari siswa-siwi ketika dikelas 7.
Setelah membaca dengan saksama ternyata nama Syiva Habibie Januar Ramadhan berada di kelas 8D. tidak terlalu
susah untuk mengakrabkan dengan teman-teman baru ini karena di kelas 7 kami
sudah saling mengenal, dan berdoa semoga saja dikelas yang baru ini yang
sebagian banyak siswa ketika kelas 7 tidak sekelas dapat terjalin keharmonisan,
keakraban, kekeluargaan agar dalam pembelajaran yang diberikan dapat dipahami
dengan sempurna.
ada sesuatu
yang lebih menyenangkan, dan ini adalah awal dimana kehidupan es abadi selama
ini berubah menjadi kehidupan yang menghangatkan (ceeileeh hehee).
Hari
pertama sekolah seperti biasa tidak banyak guru yang masuk, kalaupun masuk
pasti hanya untuk berkenalan, dan seminggu ini hanya perkenalanlah yang kami
lakukan, ya, itu sangat menyebalkan dan membosankan tentunya, karena pada
dasarnya kami sudah saling kenal satu sama lain.
Beberapa
minggu ini tidak ada yang spesial yang dapat diceritakan sampai pada akhirnya
sang pembawa perubahan datang kepada sang pujangga kesepian. Entah bagaimana
perkenalan awal kita dimulai, tetapi itu merupakan awal yang sangat berarti
sekali tentunya karena itu adalah awal dari perjalanan kasih ini.
Sosok itu
adalah dia, dia yang memiliki perawakan tinggi, berkulit putih, bermata sayu,
yang siapapun melihatnya akan merasakan kenyamanan didalamnya, sang pemilik senyum
mempesona yang dapat melelehkan hati para kaum adam, sedikit acuh, berhijab,
yang menjadikan dia semakin terlihat luar biasa dengan kelebihan-kelebihan yang
dia miliki. Ya, dia yang memiliki kesempurnaan itu yang menjadikan dia sosok
wanita incaran seperdelapan laki-laki disekolah kami, dia adalah Nindia.
Semenjak perkenalan
yang entah bagaimana itu kita sering menyapa, bercerita dan memberi canda.
Indah rasanya, terlalu indah mungkin sampai pada saat ini ketika mengingatnya selalu
memunculkan senyum. Kita bertukar nomor handphone, dan semuanya terasa semakin menyenangkan
karena hubungan kita semakin dekat dan semakin akrab, dan ditambah kita sering
melakukan perhatian satu sama lain entah itu menanyakan kesehatan, keseharian,
makan, tidur, dan lain sabagainya.
Beberapa
minggu berselang tidak ada yang berubah, tetapi tentang kedekatan kita tentunya
itu semakin dekat, perasaan kita semakin kuat satu sama lain, tetapi entah
kebodohan apa atau hal apa yang mulut ini tidak kuasa untuk menyatakan perasaan
dan mencoba untuk memilikinya, apabila hati ini bisa bicara mungkin hati ini
telah berontak kepadanya. Dan dia pun
mungkin sedang menunggu untuk diberi kejelasan tentang hubungan ini, hingga
pada suatu hari meteor pun jatuh di tengah padang bunga yang sedang bermekaran,
temanku yang bernama Aki memberitahu tentang ketertarikannya kepada Nindia, ya,
tentu saja dia bicara kepadaku tentang perasaannya, karena dia tidak mengetahui
kedekatan dan perasaan ku kepada Nindia selama ini, mungkin karena kita berbeda
kelas.
Hingga
beberapa hari berselang aku memutuskan untuk berhenti dalam menggapai bintang
perubahan ku, karena aku sangat menghargai perasaan Aki temanku, itu sangat tidak
apa-apa bagiku pada awalnya. Alasan macam apa itu, begitu bodohnya sang
laki-laki ini melepaskan apa yang tidak seharusnya dilepaskan dan laki-laki lakukan.
Dan
beberapa hari ini komunikasi dengan Nindia tentunya berhenti, seperti malam
yang kehilangan bintangnya, seperti itulah diriku saat ini. Dikelas pun aku sudah tidak lagi becanda, atapun
bercerita, dan kalaupun bertemu hanya melemparkan senyum. Mungkin dia merasakan
perubahan yang terjadi, hingga suatu siang ketika istirahat dia bertanya
langsung kepadaku.
Nindia : sekarang kamu beda, kenapa?
Aku : beda gimana?
Nindia : yaa berubah, kaya yang lagi ngejauh?
Aku : engga ndi
Nindia : terus kenapa, ceritalah, biasanya juga
ceritakan kalo ada apa-apa
Aku : apa yang mesti di
ceritain coba? kalo iya ada, masa cerita ke orang yang dijadiin topik
pembicaraannya sih heheee
Nindia : yeeee kamumah, seriusan kenapa!!!
Aku : iya nanti ya kalo lagi moodnya
udah baikan jan-jan cerita
Nindia : janji looh??
Aku : iyaa cantik J
Nindia : J , kamu udah makan? Aku bawa bekal
banyakan nih, sengaja buat kita makan berdua, makan yaa, kalo engga jangan
pernah ngedeketin aku lagi.
Aku : wheeeiiisss galak
amatan non, siapa juga yang bakalan nolak, kasian lagi kamu pasti udah cape
udah susah nyiapin ini semua, kamu sayang yaa sama aku heheee
Nindia : gr wlee, yaudah yu
makan
Aku : hajaaaaarr
Nindia : makan yang banyak
ya?
Aku : siap 86 non, kamu
juga J
Nindia : siap pak bos J
Untuk
menjauh dari seseorang yang kita suka dan sayang ternyata sangat susah,
seberapa keras kita mencoba untuk melupakannya apabila dia setiap hari bisa
kita lihat, itu terasa mustahil.
Hingga pada
suatu hari ditaman kesendirian bunga-bungapun bermekaran, hari dimana sekolah
sedang mengadakan perlombaan bulan bahasa. Dari kelas 8D hanya beberapa orang
yang menjadi perwakilan untuk berpartisifasi dalam masing-masing perlombaan
yang diadakan tapi untuk perlombaan ini laki-laki dekalas 8D tidak ada yang
ikut serta dalam perlombaan, hanya anak perempuan yang menjadi perwakilan.
Setiap perlombaan tempatnya terpisah dan berbeda-beda tempat, ada yang di dalam
ruangan dan ada yang didalam ruangan. Aku dengan beberapa teman sekelas
menonton perlombaan membaca puisi yang bertempat di depan sekolah, karena cuaca
sangat panas kami duduk di depan pos satpam, tidak ada yang menarik pada saat
itu sampai pada suatu ketika munculah kesejukan di tengah teriknya matahari
siang, sesosok yang begitu cantik, manis, putih, dan imut. Dari pakaian yang
dikenakannya yaitu memakai rompi osis dia pasti salah satu anggota pengurus
osis yang menjadi panitia dalam lomba bulan bahasa, ini adalah pertama kalinya
aku melihat dia. Aku terus saja memperhatikan dia yang menjadi pembawa acara
lomba membaca puisi yang pada akhirnya dia menyadari bahwa ada yang sedang
memperhatikannya, mata kami pun saling bertemu beberapa saat, dan terus terjadi
hingga beberapa kali, dan dia tersenyum.
Siapakah gerangan wanita yang memiliki senyum
mempesona itu?
Itu adalah salah satu momen yang paling
membahagiakan didalam kehidupanku. Acara bulan bahasapun selesai, acaranya
sangat berkesan sekali, teramat sangat sekali.
Beberapa
hari pun berlalu.
Facebook
adalah salah satu yang paling sangat digandrungi anak remaja pada saat itu. Ketika
sedang asik melihat notifikasi di beranda betapa kagetnya muncullah gambar
seseorang yang wajahnya sudah familiar di ingatan ini. Yaa, itu dia, sang
pemilik senyum mempesona. kulihat halaman profilnya status dan koleksi fotonya,
dari beberapa status yang dibuatnya baru-baru ini terlihat dalam statusnya dia
sedang merasakan kebahagian yang ditimbulkan oleh suatu hal yang baru dia
temui, dia cantik, terlihat dari beberapa koleksi fotonya. Dan tanpa disengaja
jari-jari inipun menekan pilihan suka pada beberapa status dan foto pada akun facebook
nya.
Keesokan
harinya ketika membuka facebook terdapat pesan dari pemilik senyum mempesona,
dia adalah sevi, dia kaka kelas setahun diatasku. Dalam pesannya dia berkata
terimakasih telah menyukai status dan foto-fotonya. Mulai dari situ kami sering
dan semakin sering mengobrol dan berbicara entah itu di facebook, sms, atau
telphone, karena kami sebelumnya telah bertukar nomer handphone.
Hingga pada
suatu hari beberapa minggu berselang, tepatnya 3 bulan setelah perkenalan kami, dengan perasaan yang dagdigdug, aku
mengutarakan apa yang dirasa dan meminta untuk menjadi kekasihnya kepada sevi
pada tanggal 5 desember, dengan jawaban yang begitu lama akhirnya sevi menjawab
pertanyaan itu, dan, yaaa, sungguh melegakan, dan tentunya bahagia sekali, sevi
menjawab dengan jawaban anggukan terlebih dahulu dan berkata “iyaa, aku mau
jadi pacar kamu”. Merdeka yang dirasakan
hati ini pada saat itu.
Hubungan
dengan sevi pun semakin dekat, dan romantis, jam menjelang jam, hari menjelang
hari, minggu menjelang minggu, dan bulan menjelang bulan kami lewati dengan
dibumbui tawa, canda, keceriaan, pertengkaran, kami lewati dengan suka cita.
Ujian kenaikan kelaspun telah datang, aku naik kekelas 9C, bergabung kembali
dengan orang-orang ketika dikelas 7, dan sevi meneruskan ke SMA, tetapi
hubungan kami baik-baik saja tentunya.
Dia wanita
yang mempunyai segalanya, sholehah, berkerudung, pintar, dia masuk di 5 besar
juara umum, cantik, putih, imut, memiliki senyum yang menawan, dia memiliki
segalanya, aku bahagia bersamanya. Cuman hanya satu yang kurang, pada kala itu
dia belum bisa memasak.
Berbeda dengan hubunganku dengan sevi,
hubungan ku dengan Nindia tidak begitu baik, mungkin karena kami sudah tidak
sekelas lagi yang menjadikan hubungan kami semakin jauh. Dia marah dan sakit
hati karena hubungan yang ku jalin bersama sevi. Hampir setiap malam pada
beberapa waktu selalu ada yang menelphone tentang betapa sakitnya yang dirasakan
Nindina tentang semua ini, adik nindia, aku tahu dialah yang selalu memarahiku,
ketika mendengar adiknya marah-marah aku selalu tersenyum karena dia masih
sekolah di sekolah dasar, tapi jujur pada waktu itu semuanya terasa berat,
entah itu karena apa alasannya.
Sevi selalu marah dan cemburu akibat perlakuan
ku kepada nindia, dia mengetahui segalanya entah dari mana. Hubungan ku dengan
sevi baik-baik saja hingga pada suatu saat meteor garden jatuh ke bumi. Aku adalah
salah satu pengurus osis pada saat itu, dan sevi sudah lengser dari jabatannya,
aku dipanggil oleh Pembina osis bersama sebagian pengurus lainnya ke ruang BP. Yang
dipanggil adalah pengurus yang memiliki pacar, kami dimarahi oleh Pembina osis
karena kami sebagai pengurus osis memberikan contoh yang tidak baik kepada yang
lainnya dengan mempunyai pacar, disekolah kami memang dilarang untuk mempunyai
pacar, dan disitu kami disuruh untuk membuat surat perjanjian, dan akan
memutuskan pacar kami.
Sepulangnya
sekolah aku langsung memberitahu sevi tentang semuanya, sevi menangis tentunya,
karena hubungan kami harus berakhir disini, setelah diberi penjelasan akhirnya
sevi pun bisa menerima semuanya dengan perjanjian satusama lain akan menunggu
dan tidak akan berpaling kepada orang lain sampai aku lulus nanti.
Pada
awalnya kami baik-baik saja, hingga suatu ketika aku mendengar bahwa sevi telah
berpacaran dengan kakak kelasnya yang entah siapa, yaa, sevi telah
melanggarnya. Mulai dari situ kepercayaanku kepada sevi mulai menurun.
Bagaimana
dengan nindia? Dia telah menjalin kasih dengan sahabatku dan setelah itu
dengan adik
kelas setahun dibawahku. Meskipun beberapa waktu lalu hubungan kami tidak baik,
tapi sekarang kami cukup akrab kembali hanya untuk bertukar kabar. Entah
mengapa walaupun perasaan itu telah lama terjadi, timbul rasa sakit yang diakibatkan
oleh hubungan nindia, rasa sakit yang hanya bisa dipendam tanpa ada orang lain
yang mengetahuinya. Tapi tak mengapa, karena aku harus merasakan rasa sakit
yang dirasakan oleh nindia dulu.
Beberapa
minggu berselang, sevi mulai menghubungiku lagi setelah sekian lama kami tak
berkomunikasi, tapi entah mengapa perasaanku kepada sevi terasa biasa saja,
mungkin perasaan ini hilang bersama dengan kepercayaan yang telah kuberikan
kepadanya.
Pada
akhirnya pada malam tahun baru kami pun menjalin hubungan kembali, dengan
pemikiran mungkin perasaan itu akan timbul kembali ketika kita bersama-sama
lagi. Tapi ternyata semua itu salah, tidak ada yang berubah, perasaanku telah
hilang. Dan hubungan ini pun harus berakhir kembali dengan sebuah tangisan
sevi.
Aku pun
lulus dari SMP, selamat tinggal putih biru, dan selamat datang putih abu.
Tidak
seperti dengan perasaanku, kehidupanku tidak sama menyedihkannya. Karena
keluarga dan teman yang membuat lupa akan segala kesedihan yang sedang dialami.
Hubungan
asmara pun telah dimulai kembali setelah menginjak bangku SMA, aku berpacaran
berganti-ganti wanita dengan beberapa wanita disekolahku. Bagaimana dengan sevi
dan andini? Setelah berakhirnya hubunganku dengan sevi aku tidak mendengar dia
sedang membina hubungan dengan laki-laki lain. Dengan andini, dia meneruskan
sekolahnya ke luar jawa.
Waktu cepat
berlalu, aku naik ke kelas 11, dengan komunikasi yang bisa dibilang sering
walaupun kadang beberapa hari sekali, aku dekat kembali dengan nindia, sekita
hamper sebulan kita dekat kembali, aku memberanikan diri untuk mengungkapkan
perasaan ku kepada nindia, tetapi dia tidak memberikan jawaban langsung, yaa,
perasaanku lemah sekali pada saat itu, perasaan ini khawatir karena dulu pernah
mengecewakan perasaannya, dan semua rasa penyesalan timbul kembali.
Akhirnya
seminggu berselang nindia kembali menghubungiku, sekian lama kunanti jawaban,
dia memberikan jawaban, dengan berkata dia bersedia, semua kebahagiaan pun
terluapkan, seperti menemukan gunung emas, perasaan ini begitu sangat sekali
bahagia, mungkin setelah sekian lama baru kali ini bisa memilikinya.
Hari-hari
setelah itu, kami sangat sekali romantis, begitu senang, penuh dengan canda,
tawa, dan sama sekali tidak ada pertengkaran. Karena saat itu pada waktu
liburan semester, akhirnya waktu masuk sekolahpun dimulai kembali, ternyata
waktu cepat berlalu. Nindia harus kembali lagi berangkat keluar jawa, karena
sekolahnya tidak mengizinkan untuk membawa alat komunikasi, akhirnya
seperjalanan nindia ke luar jawa kami terus saja berhubungan, sedih rasanya
ditinggalkan oleh kekasih yang baru saja merajut kasih tetapi harus dipisahkan
kembali oleh sang jarak dan waktu.
Beberapa
hari berselang kami tidak bertukar kabar, rindu rasanya hati ini. Dan tidak
disangka-sangka pada suatu ketika ada pesan facebook masuk yang mengatakan
hubungan aku dan nindia harus berakhir, DEG, jantung, perasaan, darah ini
terguncang seketika, entah itu siapa yang jelas itu bukan nindia tapi dia
menggunakan akun facebook nindia, dia mengaku sebagai ibunya. Sedih, tentu saja
sedih karena hubungan kami baru beberapa minggu, dan terlebih hubungan ini
sangat dinantikan beberapa tahun lalu. Aku mencoba untuk mempertahankan
hubungan ini, ego dan gengsi kukesampingkan terlebih dahulu demi menyelamatkan
hubungan ini, tapi ternyata hubungan ini sudah tak bisa lagi diselamatkan.
Setelah itu semua terjadi kami sudah tidak lagi berkomunikasi hingga pada saat
ini.
Lalu
bagaimana kabarnya denga sevi? Dia menjalin hubungan dengan laki-laki lain
setahun kemudian setelah perpisahan kami. Hubungan mereka sangat romantis
sekali sama seperti ketika bersama ku, membuat orang lain yang melihat dan
mengetahui hubungan mereka iri.
Selepas
berakhirnya hubungan dengan nindia, rasa sedih yang dirasakan hanya beberapa
hari, aneh sekali rasanya. Dan sebuah tanda tanya besar timbul, apakah saat ini
perasaan kepada nindia adalah sebuah perasaan yang seperti dulu ketika SMP,
atau hanya sebuah obsesi untuk mendapatkan dia? obsesi dan perasaan ternyata
sulit untuk dibedakan.
Setahun
kemudian, aku naik ke kelas XII, hari-hari ku telah jauh dari perasaan wanita,
bukan berarti tidak suka, tapi masih belum waktunya, hari-hariku dihabiskan
bersama keluarga dan teman. Yaa, sangat lebih menyenangkan ternyata.
Hingga pada
suatu saat kudengar hubungan sevi dengan kekasihnya mulai merenggang dan sering
putus nyambung. Hubunganku dengan sevi baik-baik saja pada waktu ini, kami
menjadi teman selepas beberapa bulan setelah kami berpisah, dan mungkin
dikarenakan waktu yang berlalu juga.
Hubungan
merekapun kandas, perasaan sevi hancur
dan teramat sakit karena sevi sangat sekali menyayanginya. Di situ aku merasa
kasihan dan tak tega melihat sevi yuang seperti itu dan mencoba untuk
menghibur, memberikan waktu untuk dia bercerita, dia banyak bercerita dan
mencurahkan isi hatinya. Alasan demi alasan aku berikan untuk memberikannya
semangat, agar dia bisa bangkit dari keterpurukannya, tapi tidak semudah itu,
sangat sulit sekali mebuatnya bangun.
Hubungan
kamipun dekat kembali, dan sedikit demi sedikit dia telah melupakan laki-laki
itu. Entah apa yang terjadi, kenyamanan dan perasaan itu datang kembali kepada
kami. Agar tidak mengulangi kesalahan yang lalu, saat ini aku sedang mencoba
kearah sana, dan semoga saja ini adalah awal yang baik bagi kami kembali. Untuk
kamu, aku akan berusaha menggapaimu kembali.
Catatan
“..simpanlah
kepercayaan seseorang, karena untuk mendapatkannya kembali teramat sulit..”
“..simpanlah sebagian perasaan kita, dan jangan
berikan perasaan sepenuhnya, agar ketika mendapatkan luka tidak terlalu
sakit..”
THANK
YOU..