Minggu, 05 April 2015

apa kabar kita??



Apa kabar ‘kita’

Apa kabar yang dulu sempat menjadi kita? Ku harap semuanya baik-baik saja, tentu saja semuanya akan terasa baik-baik saja setelah tergantikannya aku oleh kedua lelaki itu. Kedua lelaki??? Ya, yang pertama telah kalian akhiri hubungan itu, dan yang kedua dengan orang yang berbeda, sedang kalian jalani hubungan itu.
“Dulu aku dan kamu sempat menjadi kita”
Duduk termenung di kursi yang telah usang yang telah dimakan oleh  waktu yang berada di luar rumah karena keberadaannya tidak lagi dibutuhkan didalam rumah, sebab telah tergantikannya oleh kursi yang lebih baru seperti halnya aku, sembari melamun memikirkan hal yang sekiranya mungkin bisa untuk diperbaiki dan kembali, dengan ditemani angin sore yang berhembus ke arah selatan sana yang melantunkan ayat-ayat rindu yang berharap dia bisa untuk dapat merasakannya, dan dengan ditemani beberapa perasaan penyesalan yang sekiranya apabila diukur mungkin akan cukup sama banyaknya dengan pohon yang berada di dunia.
 “Bagaimana dirimu menjalani hari-hari bersamanya? kau lebih bahagia bersamaku atau bersamanya? apakah kau nyaman berhubungan bersamanya? lebih nyaman manakah bersamaku atau bersamanya? Apakah kau pernah memikirkan atau merindukanku ketika bersamanya? apakah kau pernah berfikiran untuk menghubungiku? Apakah sesekali kau pernah melihat profil di akun facebook ku atau melihat riwayat di akun twitter ku? Apakah kau pernah menjadikan aku salah satu status didalam facebook, bbm atau tweet di dalam twitter mu?”
Pertanyaan model apa itu semua!!! Sangat memalukan untuk seorang laki-laki tangguh seperti teman-temannya katakan yang tak pernah kalah oleh keadaan dalam suatu hubungan tapi di hadapan wanita seperti ini ketika dia di lepaskan dia kehilangan formasi dalam hatinya. Ya, wanita inilah yang membuatnya perlahan-lahan mulai sadar akan tingkah laku-tingkah lakunya yang begitu tolol selama ini.
 “Genggam tanganku erat-erat dan jangan pernah kau lepaskan ketika kau siap dan yakin ingin menempuh jalan ini bersamaku, percayalah bahwa kita akan menghadang apapun yang akan kita hadapi nanti, aku akui jalan ini begitu sulit untuk kita jalani, begitu berat untuk kita hadapi, dan meski ku bukan yang terbaik tapi aku akan selalu bersamamu”.. tapi apa yang terjadi kau malah melepaskan genggamanmu.
Selama berhubungan kita hanya bertukar kabar melalui pesan singkat, sosial media, panggilan suara di telephone. Suaramu kini hanya menjelma sebagai sebuah nyanyian angin sore di musim kemarau yang begitu di idam-idamkan, bahasa pesan singkatmu menjelma sebagai lukisan abstrak yang tak pernah berbentuk nyata tapi sangat indah sebagai suatu karya seni. Sekarang aku hanya bisa melihat mu dan memantau keadaanmu hanya pada status bbm, facebook, dan twitter mu. Ku baca lagi pesan-pesan singkatmu dalam salah satu sosial media yang pernah kau kirimkan, dan...  Akhirinya aku sadar bahwa keegoisan lah yang membuat sebuah hubungan bisa berakhir. Dan percayalah kita akan sangat merindukan siapapun itu ketika kita telah dipisahkan dengan orang tersebut.
Selama berhubungan mungkin kamu yang lebih banyak mengerti dari pada di mengerti.. Lebih banyak memberi perhatian dari pada diberi perhatian.. Lebih baik mengalah dari pada harus menyalahkan.. Bodoh, hanya itu yang pantas untuk disandangkan pada lelaki ini, untuk orang tolol sepertiku yang menyianyiakan mu seperti ini.
 Terlalu banyak yang harus disesalkan dalam akhir skenario ini. Luka ini bukan dari harus berakhirnya hubungan ini, tapi dari sebuah kesalahan yang begitu banyak yang menjadikan semuanya menjadi sekumpulan kesalahan. Salah satunya mungkin terlalu banyaknya aku memberikan kecemburuan untukmu.

“aku ga bisa kaya gini terus, ternyata aku lebih nyaman ketika status pertemanan yang berada dalam hubungan kita. Dan mungkin status adik-kakak yang pantas kita jalani untuk kedepannya!”
Status adik-kakak apa? Apakah pantas seorang kakak mempunyai perasaan kepada adiknya sendiri? Apakah pantas seorang kakak mempunyai perasaan ingin memiliki sang adik sepenuhnya? Dan apakah pantas seorang kakak ingin membunuh dan marah kepada setiap lelaki yang mendekati, memiliki, menjadi pacar adiknya?
“baiklah” hanya satu jawaban bodoh yang diucapkan oleh laki-laki ini. Apakah jawaban itu pantas untuk diucapkan seorang laki-laki? Dan kenapa tidak kau pertahankan hubungan itu??? Keanapa hay laki-laki bodoh aku bertanya padamu kenapa  malah kau iyakan perpisahan itu terjadi kalau kau masih sangat menyayanginya sampai saat ini???  Kenapa tidak kau meminta maaf saja ketika semuanya itu terucap?? Kenapa!!
Tersirat banyak pertanyaan entah ini salahku atau salahmu, entah ini inginku atau inginmu, tapi, tidak...  semuanya telah berakhir... Tidak ada tapi atau apapun yang mesti disesalkan... Kita telah dewasa, bukankah dewasa berarti siap untuk melepaskan juga mrelakan!!!

ketika semua itu terucap, terdengar nyanyian angin yang menyanyikan lagu naff-kenanglah aku :


“Karamnya cinta ini
tenggelamkan ku di duka yang terdalam.
Hampa hati terasa
 kau tinggalkanku meski ku tak rela.
Salahkah diriku hingga saat ini
 ku masih mengharap kau tuk kembali.
Mungkin suatu saat nanti
 kau temukan bahagia meski tak bersamaku.
bila nanti kau tak kembali
 kenanglah aku sepanjang hidupmu”


Hanya bisa sebulan lebih kita menjalani hubungan ini, dan selama itu kita hanya pernah menghabiskan waktu saling bersama kurang lebih selama 5 menit, saja. Bukankah sangat tragis??? Kalian heran?? Ko bisa?? Padahal kita hanya diberi jarak kurang lebih 2 Km.  Untuk sebuah hubungan tentu saja itu merupakan sebuah kalimat “apa yang telah terjadi”

Jadi apakah sebab hubungan kita berakhir???????????????
Kenyamanan kah!!! Seperti yang telah kau jelaskan.. Disaat kuanggap ini hanya sebuah konflik awal yang gampang dan bisa untuk kita lewati, disaat kurasa ini baru awal dari skenario ini, disaat ku anggap ini adalah oksigen baru yang dapat aku hirup yang dapat membuat aku menjadi pulih kembali akibat karbondioksida yang dulu pernah aku hirup, tapi nyatanya ini adalah sebuah akhir di dalam skenario mu.
kuperlihatkan kebahagiaan di matamu tapi terasa paling munafik dihatiku, kulukiskan senyum termanis di bibirku tapi terasa pahit dijiwaku , ku selipkan tawa di telingamu tapi terasa  tangis untukku.

Terakhir.....

Ketika kita melihat orang yang kita sukai, sayangi, bersama dengan orang lain, kita tidak ingin untuk mendoakan mereka berdua. Tapi tidak untuk kali ini, ketika kau bersamanya ku melihat senyum termanis di bibirmu dengan dipancarkan kebahagiaan, dan untuk pertama kalinya aku berdoa agar kau selalu bisa bahagia bersamanya. untuk wanita yang sampai saat ini masih kucintai, terus tersenyum dan berbahagialah.

The End.......

arti logo amura

arti logo amura
Logo Amura Karate-do Indonesia, Mempunyai pengertian sebagai berikut. Lambang AMURA berupa lingkaran putih kecil yang berada didalam lingkaran merah besar dimana. Puncak lingkaran putih bertemu dengan puncak lingkaran merah besar sehingga membentuk bulan sabit berwarna merah. Arti lambang AMURA tercantum pada AD/ART BAB IV Lambang dan bendera Pasal 8 adalah sebagai berikut :
1 Lingkaran berwarna Putih melambangkan Hati yang bersih
2 Bulan Sabit berwarna merah melambangkan semangat juang yang tinggi , dengan berdasarkan kebenaran hakiki, perdamaian & kemanusiaan
3 Warna Putih melambangkan kesucian & Warna Merah melambangkan keberanian
4 Bentuk bulat yang tidak terputus melambangkan persatuan dan kesatuan

ARTI LAMBANG FORKI

ARTI LAMBANG FORKI

SEGI LIMA DENGAN GARIS BAWAH MEMBENTUK SUDUT
Melambangkan olah raga Karate yang dibina oleh FORKI, berdiri atas dasar semangat revolusi
17 Agustus 1945, berazaskan Pancasila dan Sumpah Karate.
TUJUH BUAH LINGKARAN
Melambangkan keolahragaan Karate dan Sapta Prasetia FORKI.
GAMBAR HURUF K
Menggambarkan seorang Karateka yang sedang siap sedia.
WARNA KUNING
Melambangkan keagungan.
WARNA HITAM
Melambangkan keteguhan tekad
WARNA MERAH
Melambangkan keberanian
WARNA PUTIH
Melambangkan kesucian.
SEJARAH SINGKAT KARATE DI INDONESIA
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang, melainkan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke Tanah Air, setelah mereka menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963, beberapa mahasiswa Indonesia, antara lain : Baud Adikusumo, Muchtar, dan Karyanto mendirikan dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkna Karate (aliran Shotokan) di Indonesia, dan selanjutnya pada tanggal 10 Maret 1964, mereka membentuk wadah yang mereka namakan PORKI (Persatuan Olahraga Karate). Beberapa tahun kemudian berdatangan ex mahasiswa Indonesia dari Jepang, seperti Setyo Harsono(pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin, dan Chairul Taman yang turut mengembangkan Karate di Tanah Air. Di samping ex mahasiswa tersebut di atas, orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka ini antara lain : Matsusaki (Kyushin Ryu - tahun 1966), Ishi(Goju Ryu - tahun 1969), Hayashi(Shito Ryu - tahun 1971) dan Masutatsu Oyama(Kyokushinkai - tahun 1967)*.
Karate ternyata mempunyai banyak penggemar, yang imprementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (pengurus) Karate dengan berbagai aliran, seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan Karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidakcocokan di antaranya para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun, akhirnya dengan adanya kesepakatan bersatu dalam upaya mengembangkan Karate di Tanah Air, pada tahun 1972 dibentuklah satu wadah organisasi Karate yang diberi nama FORKI (Federasi Olahraga Karate-DO indonesia. Sejak terbentuknya FORKI sampai saat ini selain beranggotakan 27 anggota pengurus daerah(Pengda) juga beranggotakan 25 pengurus Karate. Tujuan FORKI adalah mengembangkan Karate-DO sebagai olahraga seni serta ilmu membela diri untuk memupuk kepribadian yang luhur dan terbuka bagi setiap warga negara Indonesia, membantu usaha memajukan bangsa Indonesia yang sehat, kuat, dan berjiwa besar dalam rangka ketahanan nasional dan pembangunan pada umumnya, serta membina persatuan sesama aliran olahraga Karate-DO seluruh Indonesia.
Persyaratan organisasi atau perguruan Karate-Do di Indonesia untuk menjadi anggota FORKI adalah minimal mempunyai 5(lima) daerah tingkat satu, dan tiap-tiap daerah tingkat satu mempunyai 3(tiga) cabang, serta tiap-tiap cabang mempunyai 3(tiga) ranting. Tidak menggunakan nama perguruan yang sama yang sebelumnya sudah ada atau tercantum sebagai anggota FORKI. Pada prinsipnya setiap perguruan atau aliran Karate-DO FORKI dibenarkan berafiliasi dengan perguruan yang berada di luar negeri, khususnya di bidang tekhnik perkaratean, namun untuk mengikuti pertandingan ke luar negeri, setiap perguruan atau aliran harus seizin pengurus besar FORKI.

aliran shotokan

Karate Shotokan

PENGETAHUAN DASAR KARATE

 “ Kekuatan digunakan sebagai pilihan terakhir, di mana kemanusiaan dan keadilan tidak dapat mengatasi. Tetapi apabila kekuatan dipergunakan dengan bebas, maka yang melakukannya akan kehilangan harga diri.”

Gichin Funakoshi ( Bapak Karate )

Ø  Pendahuluan
Mempelajari ilmu Karate bukanlah hal yang sulit dan juga bukan hal yang mudah, dibutuhkan kesiapan fisik dan mental yang memadai. Dalam Karate-do tidak dituntut fisik yang prima agar bisa mempelajarinya, begitu pula dengan mental. Fisik dan mental akan terbentuk ketika kita mempelajari Karate secara baik dan benar, karena itulah tujuan Karate-do.
Pengenalan dan proses adaptasi fisik dan mental akan terjadi secara alami, karena teknik Karate diciptakan sesuai dengan batas-batas kelenturan tubuh manusia. Pembentukan mental akan diarahkan melalui filosofi yang terkandung dalam ajaran Karate-do, penekanan pada semangat akan sangat bernilai kepada pembentukan kepribadian seorang Karateka, di dalam jiwa yang penuh semangat tidak ada yang tidak mungkin tercapai, itulah Karate-do.


Ø  Pakaian Karate
Pakaian Karate dalam istilah Karate ( Jepang ) disebut “ DOGI ”. Pakaian Karate di disaint seperti  Pakaian Tradisional Jepang  yaitu Kimono. Terbuat dari bahan yang bermacam-macam yang memiliki kekuatan yang berbeda pula. Warna dasar pakaian resmi Karate adalah putih, terdiri dari dua bagian yaitu baju dan celana.

Ø  Cara Memakai Sabuk
Cara memakai sabuk merupakan hal yang tidak boleh dianggap kecil, penampilan seorang Karateka dapat mempresentasikan tingkat terhadap penguasaan terhadap ilmu Karate yang dia pelajari. Menggunakan sabuk Karate dengan baik merupakan tanda bahwa seorang Karateka memiliki semangat yang tinggi dan penghormatan terhadap ilmu Karate itu sendiri.
cara make sabuk








Ø  Salam Karate
Etika dalam bersosialisasi di segala lingkungan adalah mengucapkan salam dengan sesama Karateka, begitu pula dalam Karate. Salam Karate merupakan hal yang sangat penting, karena di sinilah letak arti filosofi terdalam, kerendahan hati dan semangat untuk terus belajar. Dengan mengucapkan salam berarti kita telah menghormati sesama Karateka. Lafal salam Karate adalah “ OSH “, yang merupakan kependekan dari kata “ OSHINABU “ yang berarti pantang menyerah. Sikap dalam mengucapkan salam adalah sikap siap sempurna dan membungkukkan badan pada saat mengucapkan “ OSH “.

Ø  Kohei, Senpei, dan Sensei
Kohei adalah adik seperguruan atau yang memiliki tingkatan yang lebih rendah, Senpei adalah kakak seperguruan atau yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi, sedangkan Sensei adalah Guru atau Instruktur, atau yang memiliki tingkat Dan-III keatas. Di antara ketiga tingkatan ini memiliki hierarki untuk saling menghormati.

Ø  Sumpah Karate
Sumpah Karate adalah ikrar seorang Karateka ketika dia mempelajari Karate. Sumpah Karate tidak hanya berlaku ketika diucapkan Di Dojo, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Sumpah Karate berbunyi :

Sumpah Karate


Ø  Sanggup memelihara kepribadian
Ø  Sanggup patuh pada kejujuran
Ø  Sanggup mempertinggi prestasi

Ø  Sanggup menjaga sopan santun

Ø  Sanggup menguasai diri

Ø  Tempat Latihan
Tempat latihan Karate disebut “ DOJO “, kata ini berasal dari Bahasa Jepang yang berarti tempat latihan.

Ø  Upacara Karate
Sebelum dan sesudah latihan Karate dilakukan upacara Karate yang dipimpin oleh Karateka tingkat tertinggi yang mengikuti latihan pada saat itu. Para Karateka membentuk sebuah barisan sesuai tingkatannya, dimulai dari yang paling tinggi di sebelah kanan, dan yang rendah di sebelah kiri. Sensei atau Instruktur yang bertugas pada saat itu akan berdiri di Depan barisan.

Ø  Tingkatan Dalam Karate
Hierarki Karate merupakan tingkatan dalam organisasi Karate.

Sabuk

Putih
Kuning
Hijau
Biru
Coklat
Shodan
Nidan
Sandan
Yondan
Ghodan
dst …

Kyu

10-9
8-7
6
5-4
3-1
Dan I
Dan II
Dan III
Dan IV
Dan V
dst …

KIHON ( DASAR )

Ø  Pendahuluan
Kihon atau Dasar merupakan gerakan paling penting dalam Karate, sebab sebelum kita berlatih Kata dan Kumite, Kita Harus melatih Kihon terlebih dahulu, dan jika gerakan Kihon kita tidak sempurna maka dapat dipastikan gerakan dalam Kata dan Kumite pun akan rusak pula.
Gerakan-gerakan Kihon terdiri dari Kuda-Kuda ( Dachi ), Pukulan (Zuki), Tendangan ( Geri ), dan Tangkisan ( Uke ), yang kesemuanya itu saling berhubungan satu sama lain.

Ø  Kuda-Kuda ( Dachi )
Kuda-kuda ( dachi ) adalah salah satu gerakan Dasar yang sangat penting, karena Kuda-kuda merupakan tumpuan dari semua gerakan. Berikut ini adalah macam-macam kuda-kuda yang di pelajari dalam Karate.
·     Hachiji-Dachi            : Kuda-kuda Dasar ( Kaki Dibuka selebar bahu )
·     Kiba-Dachi                : Kuda-kuda Berat tengah ( Kaki dibuka 2 X lebar bahu )    
·     Zen-Kutsu-Dachi      : Kuda-kuda berat depan
·     Ko-Kutsu-Dachi       : Kuda-kuda berat belakang
·     Hangetsu-Dachi        : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Hangetsu )
·     Heisoku-Dachi           : Kuda-kuda berat tengah tatapi kedua kaki rapat ( dalam Kata Unsu )
·     Neko-Ashi-Dachi      : Kuda-kuda berat belakang ( dalam Kata Unsu )
·     Sanshin-Dachi           : Kuda-kuda berat tengah
·     Sochin-Dachi             : Kuda-kuda berat tengah ( dalam Kata Sochin )
Ø  Pukulan ( Zuki )
Pukulan ( Zuki ) adalah gerakan yang tak kalah pentingnya dengan Kuda-kuda, karena pukulan sangat kita perlukan untuk menyerang lawan selain Geri atau tendangan. Berikut ini macam-macam pukulan ( Zuki ) dalam Karate.
·     Oi-Zuki-Chudan              : Pukulan ke arah Perut atau ulu hati
·     Oi-Zuki-Jodan                  : Pukulan ke arah kepala
·     Kisame-Zuki                     : Pukulan ke arah kepala tetapi kaki tidak melangkah
·     Gyaku-Zuki                      : Pukulan ke arah perut tetapi kaki tidak melangkah
·     Ura-Zuki                           : Pukulan yang bentuknya seperti Soto-Ude-Uke
·     Morote-Zuki                     : Pukulan dan dorongan
·     Agi-Zuki                           : Pukulan dengan tangan bagian dalam dan bentuknya seperti Agi-Uke
·     Choku-Zuki                      : Pukulan kearah perut dengan Kuda-kudaHachiji-Dachi
·     Kage-Zuki                        : Pukulan kesamping exs pada Kata Tekki Shodan
·     Tate-Zuki                          : Pukulan yang bentuknya seperti Uchi-Ude-Uke
·     Yama-Zuki                       : Pukulan menggunung / Pukulan ganda dengan kedua tangan
·     Morote-Hisame-Zuki       : Pukulan dengan kedua tangan
·     Tetsui-Uchi                       : Tangan palu
·     Uraken-Uchi                    : Pukulan menyamping
·     Haishu-Uchi                     : Tangan pedang
·     Haito-Uchi                        : Tangan pedang
·     Empi                                 : Sikutan
·     Shuto-Uchi                       : Tangan pedang
·     Tate-Shuto                        : Tangan pedang

Ø  Tendangan ( Geri )
Dalam menyerang lawan selain dengan Pukulan ( Zuki ) dalam Karate bisa juga dengan mengunakan tendangan ( Geri ) dengan macam dan bentuk yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Pada umumnya Geri digunakan pada pertarungan dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Berikut ini adalah macam-macam Geri dalam Karate.
·     Mae-Geri                   : Tendangan ke arah Perut atau Kepala dengan arah ke depan
·     Mawashi-Geri            : Tendangan dengan Kaki bagian atas
·     Yoko-Geri-Kekome   : Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di sodok )
·     Yoko-Geri-Keange    : Tendangan dengan Kaki bagian samping ( di snap )
·     Usiro-Geri                 : Tendangan ke belakang
Ø  Tangkisan ( Uke )

Ketika kita dalam keadaan diserang tangkisan jelas sekali sangat diperlukan karena tanpa menangkis sudah pasti pukulan atau tendangan lawan akan mendarat dengan telak ke badan kita. Tidak seperti tendangan atau pukulan, pada tangkisan posisi badan kita haruslah menyamping atau segaris dengan Kuda-kuda hal ini dimaksudkan agar apabila pukulan atau tendangan luput dari tangkisan kita tidak mengenai badan kita. Berikut ini adalah nama-nama tangkisan dalam Karate.


·     Gedan Barai                     : Tangkisan bawah atau tangkisan Mae-Geri.      
·     Soto-Ude-Uke                   : Tangkisan tengah yang datangnya dari belakang telinga.
·     Uchi-Ude-Uke                  : Tangkisan tengah yang datangnya dari bawah ketiak.
·     Agi-Uke                            : Tangkisan atas
·     Shuto-Uke                        : Tangkisan tangan pedang
·     Juji-Uke                            : Tangkisan dengan kedua tangan disilang
·     Morote-Uke                      : Tangkisan yang bentuknya seperti Morote-Zuki

KATA ( JURUS )

Ø  Pendahuluan
Kata adalah bagian dari sebuah teknik dasar, menengah dan lanjutan yang disusun ke dalam kesatuan aturan gerak teknik Karate. Masing-masing Kata mempunyai karakter yang berbeda-beda, beberapa Kata ada yang kuat penuh tenaga, sebaliknya ada yang mengalun secara alami dan lemah lembut.
Kata aliran Sotokan berasaal dari Shorin-Ryu ( Sekolah Shorin ) dan Shorei-Ryu ( Sekolah Shorei ), Kata Shorin-Ryu memperlihatkan gerakan yang sangat ringan, cepat dengan gerakan cepat ke depan dan ke belakang. Kata Shorei-Ryu memperlihatkan kekuatan fisik, dan tenaga. Sangatlah penting mengetahui dari mana sebuah Kata berasal, tanpa itu sebuah Kata tidak dapat dipelajari dan dimainkan sebagaimana mestinya.
Kata memiliki tiga tingkatan yang untuk mempelajarinya membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan Gichin Funakoshi ( Bapak Karate ) beranggapan bahwa untuk menguasai satu Kata saja dibutuhkan waktu Tiga Tahun, itu pun jika ditunjang dengan penguasaan teknik Karate yang tinggi.
·        Kata Heian
Di Pulau Okinawa, seri Kata ini aslinya bernama “ Pinan “. Nama Heian diberikan oleh Sensei Gichin Funakoshi mengartikan Heian dengan “ Pikiran yang tenang “. pemberian nama Heian memperlihatkan bahwa Kata ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam mempelajarinya, satu sampai lima. Kecuali Kata Heian dan Tekki, Kata aliran Sotokan tidak menggunakan nama yang menggunakan penomoran.
·        Kata Tekki
Kata ini terdiri dari tiga seri, nama aslinya adalah “ Naihanchi “. Sensei Gichin Funakoshi mengganti namanya menjadi Tekki. Nama Tekki sendiri diambil dari kata “ Tetsu “, yang berarti Besi atau Baja. Dan “ Ki “ berarti pengendara kuda atau pahlawan berkuda. Dan kemudian Tekki diartikan sebagai “ Pahlawan berkuda dengan pakaian besi / baja “.
·        Kata Dai dan Sho
Dalam tulisan kanji Jepang, Kata “ Dai “ dan “ Sho “ secara sederhana memiliki arti “ Besar “ dan “ Kecil “. walaupun pada kenyataannya terjadi kesalahan konsep kata, Kata Dai tidak lagi atau kurang dari Sho, Kata “ Gojushiho “ telah membuktikannya. Versi Dai dari Kata Gojushiho pada kenyataannya lebih kecil dari dari versi Sho. Tetapi secara umum pengertian “ Dai “ dan “ Sho “ tetap digunakan hingga saat ini.

Ø  Hierarki Mempelajari Kata
Dalam mempelajari Kata haruslah terprogram dengan baik sesuai dengan perkembangan teknik dasar Karate yang dikuasai. Sangatlah penting jika dalam mempelajari Kata harus didampingi oleh seoran instruktur ( Sensei / Senpei ). Setiap Kata memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, makin tinggi Kata maka makin tinggi pula penguasaan teknik dasar Karate yang disyaratkan. Mempelajari Kata sangat berkaitan dengan hierarki dalam Karate. Di bawah ini adalah hierarki dalam mempelajari Kata.
Kyu 9                   Heian Shodan
Kyu 8                   Heian Nidan
Kyu 7                   Heian Sandan
Kyu 6                   Heian Yondan
Kyu 5                   Heian Ghodan
Kyu 4                   Tekki Shodan
Kyu 3                   Bassai-Dai
Kyu 2                   Bassai-Dai
Kyu 1                   Bassai-Dai
Shodan ( Sabuk Hitam Dan I )   => Bassai-Dai dan salah satu Kata Heian Dan Tekki.
Nidan ( Sabuk Hitam Dan II )    => Kelas A / B
Sandan ( Sabuk Hitam Dan III )    => Kelas A / B / C
Yondan ( Sabuk Hitam Dan IV )   => Kelas A / B / C / D        
Ø Kalas A   : Tekki Nidan, Bassai-Dai, Kanku-Dai, Hangetsu, dan Empi.
Ø Kelas B   : Tekki Sandan, Gion / Jion, Gankaku, dan Jutte / Jitte.
Ø Kelas C   : Bassai-Sho, Kanku-Sho, Sochin, Chinte, dan Nijushiho.
Ø Kelas D   : Gojushiho-Sho, Gojushiho-Dai, dan Unsu.

Ø  26 Kata Aliran Shotokan
A. KATA HEIAN
·     Heian Shodan
Heian berarti “ pikiran penuh kedamaian. “ Kata ini adalah Kata pertama dari lima Kata tingkat dasar, yang diciptakan oleh Yasutsune Itoso ( Salah satu guru Gichin funakoshi ). Meskipun tidak diketahui bagai mana Kata Heian diciptakan, tetapi banyak yang berpendapat bahwa Heian merupakan bagian dari Kata yang lebuh tinggi tingkatannya yaitu Kanku-dai. Itoso menciptakan Kata ini untuk teknik yang berbahaya yang terdapat pada Kata lanjutan. Heian merupakan Kata Shorin, yang memperlihatkan kekuatan dan fleksibelitas gerakan.
Hal Terpenting : sikap ke depan dan pukulan gerak maju, memiliki 21 gerakan  dengan waktu 40 detik.
·     Heian Nidan
Heian Nidan berati seri Heian yang kedua. Aslinya Kata ini merupakan Kata yang pertama., tetapi Gichin Funakoshi merubahnya. Karena Kata ini lebih sulit untuk mempelajarinya. Kata ini berhubungan dengan Kata Bassai-Dai.
Hal Terpenting : sikap balik belakang, tendangan menyamping, membalikkan posisi pinggang dan kombinasi teknik. Memiliki 26 gerakan dengan waktu 40 detik.

·     Heian Sandan
Heian Sandan berarti seri ketiga dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Jitte.
Hal Penting : sikap ke samping dan tangkisan atas ( Bahu / Kepala ). Memiliki 20 gerakan dengan waktu 40 detik.
·     Heian Yondan
Heian Yondan berarti seri keempat dari Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Kanku-Dai.
Hal Penting : pengembangan / kontraksi, tangkisan dan penyelesaian, memiliki 27 gerakan dengan waktu 50 detik.
·     Heian Ghodan
Heian Ghodan berarti seri kelima dari Kata Heian. Keta ini berhubungan denan Kata Gankaku.
Hal Penting : fleksibelitas dan keseimbangan, memiliki 23 gerakan dengan waktu 50 detik.

B.  KATA TEKKI
·     Tekki Shodan
Tekki berarti “ Kuda Besi atau Posisi Berkuda. “ Tekki Shodan adalah seri pertama dari Kata Tekki, yang merupakan Kata Shorei. Menggambarkan kekuatan, dan teknik tang penuh tenaga. Tekki diciptakan dan direvisi oleh Yasutsune Itosu. Gichin funakoshi menghabiskan waktu tiga tahun untuk mempelajari masing-masing kata Tekki ini ( pada waktu itu, setiap murid menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari Kata ). Tekki Shodan memiliki nama asli Naihanchi dan diperkenalkan oleh Itosu, Tekki Nidan dan Sandan diciptakan oleh Itosu.
Belum ada keterangan yang menjelaskan kenapa Kata tekki memiliki perlintasan gerakan satu garis. Meskipun kadang terpikir dilakukan dengan baju besi dan di atas punggung kuda ( hal ini tidak dapat diaplikasikan secara teknis ). Makna dari Kata ini dapat juga pertahanan dengan latar belakang dinding / tembok, atau di atas perahu.
Hal Penting : posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul, dan sikap ke samping. Memiliki 29 gerakan dengan waktu 50 detik.
·     Tekki Nidan
Tekki Nidan berarti seri kedua dari Kata Tekki. Tekki nidan dan Sandan pertama kali dipelajari di level sabuk cokelat, tetapi tidak dipelajari secara intensif hingga tingkat sabuk hitam.
Hal Penting : posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul, dan sikap ke samping memiliki 24 gerakan, dengan waktu 40 detik.
·     Tekki Sandan
Tekki Sandan berarti seri ketiga dari Kata Tekki.
Hal Penting : posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul, dan sikap ke samping. Memiliki 36 gerakan dengan waktu 50 detik.

C. KATA LANJUTAN
·     Bassai-Dai
Bassai-Dai berarti menghancurkan pertahanan musuh dengan kecerdikan dan menemukan kelemahan lawan, kebanyakan mengartikannya dengan gempuran yang sangat kuat. Kata ini dipelajari pada tingkat Kyu 3 hingga Shodan ( sabuk hitam Dan I ), aslinya bernama “ Passai “, Kata ini pertama kali diperlihatkan di Tomari dan Shuri, Bassai-Dai adalah Kata Shorin.
Hal Penting : rotasi pinggul, kekuatan penuh, semangat yang kuat dan luapan
tenaga, ketidak untungan harus menjadi keuntungan. Memiliki
42 gerakan dengan waktu 1 menit.
·     Bassai-Sho
Bassai-Sho berarti lebih rendah dari Bassai-Dai. Kata Shorin ini diciptakan oleh Yasutsune Itosu kata ini lembut, tetapi penuh tenaga walaupun tidak seperti Bassai-dai.
Hal Penting : tangkisan yang kuat dan serangan balik yang sangat tajam, memiliki 27 gerakan.
·     Kanku-Dai
Kanku-Dai berarti melihat Dunia atau melihat Langit ( dari gerakan pertama ), kata “ Dai “menunjukkan bahwa Kata ini merupakan Kata Kanku terhebat. Nama asli Kata ini adalah “ Kushanku “, nama seorang ahli bela diri dari China yang datang ke Okinawa pada abad ke-18. Kata ini merupakan Kata favorit dari Gichin Funakoshi, dan Kata ini beliau pilih untuk didemonstrasikan diluar Okinawa. Funakoshi yakin bahwa Kanku-dai memiliki semua elemen dasar dari Karate Shotokan, Kata ini juga favorit dari Sensei Okazaki yang mendemonstrasikan Kata ini dalam buku “ The Best Of Karate “. kata ini merupakan bahan ujian Kata kedua dalam ujian Nidan ( Dan II ).
Hal Penting : teknik yang cepat dan lamban, penuh tenaga dan lembut, pemekaran dan penciutan, lompatan, dan membungkuk. Kata ini digunakan jika benar-benar terkepung oleh musuh. Keadaan / situasi merupakan hal penting, karena panjangnya Kata yang memiliki 65 gerakan dengan waktu 90 detik.
·     Kanku-Sho
Kanku-Sho berarti lebih rendah dari Kanku-Dai. Kata Shorin ini merupakan perpaduan dari Heian yondan dan Kanku-Dai.
Hal Penting : penggunaan tenaga yang benar, kecepatan dan pemekaran / penciutan dari otot. Kata ini memiliki 47 gerakan.
·     Jitte
Jitte / Jutte berarti tangan sepuluh atau keajaiban sepuluh. Kata Shorei ini berasal dari Tomari. Kata ini mungkin diperagakan dengan tongkat ditangan. Nama Kata ini mengalami tidak perubahan,hanya jitte dan Gion yang tidak mengalami perubahan.
Hal Penting : rotasi pinggul, dan tangkisan dengan tongkat. Kata ini memilik 24 gerakan dengan waktu 1 menit.
·     Hangetsu
Hangetsu berarti Bulan separuh / setengah bulan ( berarti juga sikap utama dalam Kata ). Kata ini adalah asli China, nama aslinya adalah “ Seisan atau Sishan “. Kata ini adalah Kata Shorei diperagakan pertama kali di Tomari.
Hal Penting : pemekaran / penciutan, putaran lengan dan pergerakan kakiserta pernapasan. Kata ini memiliki 41 gerakan dengan waktu 1 menit.
·     Empi
Empi / Enpi berarti burung walet terbang. Kata Shorin ini dipelajari terutama di Tomari ( hingga rotasi Meiji, disebarkan ke Shuri dan Naha ). Kata ini sebelumnya dikenal dengan nama “ Wansu atau Wanshu “ ( setelah seorang ahli beladiri asal China datang ke Okinawa ). Nama Kata ini diganti oleh Gihchin Funakoshi, dan Yasutsune Itosu membuat perbaikan yang sangat berarti dari gerakan aslinya.
Hal Penting : tinggi rendah posisi badan, dan kecepatan. Kata ini memiliki 37 gerakan dengan waktu 1 menit.
·     Gankaku
Gankaku berati Burung Bangau Di atas Karang, nama ini diambil dari salah satu posisi dalam Kata ini, ada satu posisi di mana seperti burung bangau dengan satu kaki, sebagai serangan dalam mempertahankan diri. Gankaku merupakan Kata yang sudah sangat tua, aslinya bernama “ Chinto “ kemudian namanya diubah oleh Gichin Funakoshi. Kata ini disempurnakan oleh Yasutsune Itosu. Gankaku merupakan Kata Shorin, walaupun kadang dikatakan sebagai Kata Shorei.
Hal Penting : keseimbangan dan tendangan ke samping, Kata ini memiliki 42 gerakan dengan waktu 1 menit.
·     Gion / Jion
Arti dari Gion / Jion belum ditemukan. Ini merupakan Kata Shorei yang diberi nama setelah rahib China datang ke Okinawa. Gion juga merupakan nama sebuah pura di Jepang dan China, dan Gion dikenal sebagai nama rahib Budha suci. Nama Kata ini tidak mengalami perubahan, Gion dipelajari di Tomari. Versi lain dari Kata Gion ini juga dipelajari aliran Karate Wado-Ryu. Dalam mengambil nama dari rahib suci, Gion juga berkonotasi ketenangan, penuh kebanggaan, dan penuh kekuatan dalam mempelajarinya. Kata ini didemonstarikan oleh Sensei Tanaka dalam buku The Best Of Karate.
Hal Penting : ketenangan penuh tenaga, dengan semangat bertarung yang hebat. Kata ini memiliki 47 gerakan dengan waktu 1 menit.
·     Chinte
Chinte berarti tangan ajaib, Kata ini merupakan Kata Shorin yang terdiri dari beberapa teknik China yang tidak ditemukan dalam Karate Shotokan. Funakoshi mengganti namanya menjadi “Shoin “, namun kemudian kembali lagi ke nama yang dahulu. Sangat sulit menguasai penggunaan tenaga yang benar dalam Kata ini, Chinte memiliki 33 gerakan.
·     Unsu
Unsu berarti tangan bagaikan awan, Kata ini merupakan Kata Shorin tanpa diketahui asalnya. Tangan dengan arti teknik tangan menyapu lawan seperti awan terbelah pisau di Langit. Masatoshi Nakayama mengingatkan bahwa Kata Unsu terlihat bagaikan burung gagak yang menakutkan mencoba menari. Jika Kata Heian, Kanku-Dai, Empi, dan Gion telah dikuasai.
Hal Penting : lompatan tinggi dan rendah, teknik menendang, berpura-pura mengunakan beberapa bagian tubuh sebagai senjata. Memiliki 48 gerakan.
·     Sochin
Sochin berarti perasaan atau keadaan tenang ditengah orang. ( nama ini diambil dari posisi utama dalam Kata ini ). Kata ini merupakan Kata Shorei, dimodifikasi oleh Yoshitaka Funakoshi ( anak dari Gichin Funakoshi ).
Hal Penting : lamban, gerakan penuh tenaga, dan sikap Sochin ( sering juga  disebut sikap Fudo-Dachi ). Memiliki 40 gerakan.
·     Nijushiho
Nijushiho berarti dua puluh empat langkah, tatapi sekarang memiliki 30 gerakan, namun aslinya adalah 24 langkah kaki. Makna dari Kata ini adalah gambaran alami aliran air atau ombak karena kadang gerakannya lamban dengan segala keagungan dan kadang kuat dan cepat. Kata ini merupakan kata Shorin meskipun ada yang mengklaim bahwa Kata ini adalah Kata Shorei. Kata ini merupakan Kata favorit instruktur “ Frank Woon-A-Tai “. Pada tahun 1934 guru Gichin funakoshi memerintahkan  Masatoshi Nakayama untuk mempelajari Kata ini dari guru Shito-Ryu, dan Kenwa Mabumi. Kata ini secara bertahap disesuaikan dengan teknik Shotokan.
Hal Penting : penggabungan total dari bermacam-macam kekuatan dan kecepatan ( Masatoshi Nakayam mengingatkan bahwa Kata ini dapat menyerupai tarian tanpa kepandaian yang sempurna untuk melakukannya.
·     Gojushiho-Dai
Gojushihi-Dai berarti lima puluh empat langkah, tetapi sekarang 62 gerakan. Kata Shorin ini terinspirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruhnya. Nama aslinya adalah “ Useshi “. kata ini asli dari China dan dipelajari di China hingga abad ke-20. Masatoshi Nakayama juga mempelajari Kata ini ketika beliau belajar Kata Nijushiho dengan Mabumi.
Hal Penting : dengan segala kelembutan dan teknik aliran.

·     Gojushiho-Sho
Gojushiho-Sho berarti Kata terendah dari Kata Gojushiho. Kata ini merupakan Kata Shorin yang terinspirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruh, sayap dan cakarnya. Kemampuan teknik tingkat tinggi sangat diperlukan untuk memainkan Kata ini.
Hal Penting : satu hal yang penting dalam Kata ini adalah teknik tangan pedang ( Nukite ). Memiliki 65 gerakan yang mudah dikacaukan dengan gerakan Gojushiho-Dai.
·     Meikyo
Meikyo berarti cermin membersihkan cermin, atau kembali mengasah teknik Karate dengan latihan yang berulang-ulang untuk mendapatkan sebuah pengertian yang jernih tentang teknik dan karakter Karate. Kata ini adalah Kata shorei yang memiliki penguasaan teknik dalam Kata Heian dengan bentuk yang lebih lunak dan tenang. Nama asli Kata ini adalah “ Rohai “, Kata ini merupakan Kata favorit Sensei Nakayama. Menurut cerita asli, Kata ini diambil dari sebuah tarian untuk meminta Tuhan memunculkan Dewa Matahari Amaterasu dari gua di mana Dia bersembunyi. Kata ini memiliki 32 gerakan.
·     Wankan
Wankan berarti mahkota raja, Kata Shorin ini tidak dijelaskan dalam buku The Best Of Karate. Wankan adalah Kata terpendek dari semua Kata aliran Shotokan. Kata ini aslinya dipelajari di Tomari, terdiri dari gerakan lembut dan ringan dari apa yang sekarang kita lihat dalam Kata aliran shotokan.
·     Ji’in
Ji’in diciptakan sebagai sebuah penghormatan terhadap kematian dan ketenangan / penuh kekuatan dari Gion. Nama aslinya tidak diketahui, dan namanya mungkin diambil dari sumber yang sama dengan Gion. Pembahasan tentang Kata ini belum selesai dalam buku The Best Of Karate.

KUMITE ( PERTARUNGAN )

Ø  Pendahuluan
Kumite merupakan bagian dari latihan Karate yang mengajarkan Karateka untuk mempraktekkan teknik menyerang, bertahan, dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi tinggi.
Kumite adalah bagian dari Karate yang merupakan hal baru, pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi masih hidup tidak ada latihan kumite. Yang Beliau ajarkan hanya Kihon dan Kata. Tetapi setelah Beliau wafat dan diteruskan oleh anaknya, serta Karate mulai diajarkan di sejumlah universitas di Jepang, mulailah Kumite dan kompetisi menjadi populer.
Merupakan kesalahan besar, jika kita menganggap latihan Kumite adalah segalanya, Matoshi Nakayama ( Dan IX ), mengatakan “ Di dalam Kata, kita sudah berlatih dengan musuh yang di bayangkan, hanya gerakan tubuh dan menggunakan lebar jarak dalam teknik menangkis dan menyerang.” Kumite akan mengingatkan kita pada hal-hal kecil tetapi merupakan hal penting yang terkandung dalam Karate, oleh karena itu tanpa penguasaan Kihon dan Kata yang baik, kita tidak akan melakukan Kumite dengan baik.
Jika teknik Karate digunakan dengan paksaan atau dengan jalan kekuatan, tubuh akan menjadi rusak, dan jika teknik Kata menjadi rusak ketika diaplikasikan, maka latihan Kumite tidak akan mencapai tujuannya. Dengan kata lain, pengembangan latihan Kumite berhubungan secara langsung dengan pengembangan dalam Kata, keduanya berjalan bersama-sama seperti tangan yang memakai sarung tangan.
Etika dan sikap hormat kepada pasangan latihan Kumite harus diperlihatkan ketika melakukan praktek Kumite. Ketika latihan Kihon di Dojo, Karateka harus melangkah ke depan dengan kecepatan dan tenaga, teriakan “ Kiai “ memperlihatkan semangat yang baik. Ketika berlatih Kumite, Karateka melakukan gerakan melangkah ke belakang untuk memperlihatkan sikap hormat dan terima kasih kepada pasangan yang telah membantunya dalam latihan. Latihan Kumite dimulai dan diakhiri oleh masing-masing pasangan dengan sikap “ Musubi-Dachi “ ( sikap berdiri, tumit menyentuh lantai, dan ujung kaki membentuk sudut 45°, tangan terbuka dan menyentuh paha bagian luar ) berhadap-hadapan dan saling memberi hormat dengan membungkukkan badan.

Jepang
Kihon Ippon Kumite
Keashi Ippon Kumite
San-Bon Kumite
Go-hon Kumite
Okuri Jiyu Ippon Kumite
Jiyu Ippon Kumite
Jiyu Kumite
Indonesia
Pertarungan Dasar Dua Langkah
Pertarungan Dua Langkah
Pertarungan Tiga Langkah
Pertarungan Lima Langkah
Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah
Pertarungan Semi Bebas
Pertarungan Bebas

Ø  Kihon Ippon Kumite
Metode ini dimulai dengan perintah “ Yoi “ ( siap ), kedua pasangan menggerakan kaki kanan, bergerak hingga membentuk sikap “ Hachiji-Dachi “        ( kaki terbuka selebar bahu, ujung kaki membentuk sudut 45° ). Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap Gedan Barai kanan atau kiri sesuai dengan instruksi, dan memberitahukan tingkat kecepatan, tingkat dan teknik serangan. Karateka yang bertahan berkonsentrasi atau memikirkan teknik tangkisan yang akan digunakan dan memberitahukan kepada Karateka penyerang dengan kata “ Osh “. Karateka penyerang harus memfokuskan serangan kepada target yang ditentukan dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa teknik yang telah dilakukan dengan baik ( sikap, pernapasan, dan Kime ). Karateka bertahan harus memperlihatkan semangat dan kontrol, menjamin bahwa teknik yang telah dilakukan dengan baik (sikap, pernapasan, dan Kime ). Kedua Karateka harus kembali pada pada posisi semula dan menyatakan “ Zansin “ ( kesadaran penuh dan kesiapan ), hingga instruktur mengatakan “ Yamea ” ( stop ) dan “ Enyoi “ (istirahat). Ketika kita berlatih dengan pasangan, kita bertanggung jawab atas keselamatannya.
Tujuan Þ Mengarahkan Karateka untuk berlatih teknik pukulan, tendangan, serangan, serangan dan tangkisan dengan musuh dan merasakan melawan dengan teknik Karate ketika barhadapan langsung dengan orang lain. Mendemontrasikan pentingnya latihan teknik jarak, waktu, gerakan dan Kime yang baik.

Ø  Go-hon Kumite
Metode ini dimulai seperti Kihon Ippon Kumite, tetapi penyerang melakukan serangan lima langkah ke depan untuk mencapai target, dan Karateka bertahan melangkah mundur lima langkah dan menagkis lima kali, setelah tangkisan kelima, Karateka bertahan melakukan serangan balik dengan “ Gyaku-Zuki “ (berteriak “ Kiai “ ketika menyerang dengan kecepatan dan tenaga). Go-Hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan, cepat dengan hitungan, dan cepat penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan cepat dan penuh tenaga, Karateka penyerang tidak harus bergerak ke depan dengan irama, tetapi dia harus merencanakan serangan untuk dapat merusak pertahanan Karateka bertahan. Karateka bertahan dilarang bergerak mundur sebelum serangan terjadi.
Pada semua latihan Kumite Masing-masing Karateka  harus berkonsentrasi penuh dan latihan dengan serius, sebab jika kehilangan konsentrasi akan menyebabkan kecelakaan.
Tujuan Þ Tujuannya sama dengan Ippon Kumite.

ISTILAH-ISTILAH LAIN DALAM KARATE-DO

Seni bela diri Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang, sehingga semua penamaan gerakan dasar ( Kihon ) dan Kata ( Jurus ) tentu saja menggunakan bahasa Jepang. Sebagai pemula seperti kita kadang-kadang sulit sekali menghafal nama-nama atau istilah dalam Karate. Di bawah ini adalah istilah-istilah atau kata-kata yang digunakan ketika kita berlatih Karate di Dojo.

Ariga yoi / Karateka Yoi         : Bersiap
Yeamea                                   : Selesai atau istirahat
Noure                                      : Beri Hormat
Yoi                                          : Beri Hormat / siap
Azime                                      : Mulai
Khotai                                     : Berputar
Gore                                        : Dengan hitungan
Mogore                                    : Tanpa hitungan atau hitung dalam hati
Kime                                       : Bentuk dasar
Yuriashi                                   : Bergeser
Ghosuko                                  : Latihan Bersama / gabungan
Onsuko                                    : Mencederai lawan dalam pertandingan
*) Dalam Karate mencederai lawan dalam pertandingan adalah hal yang tidak diperbolehkan

my shine sun

20 agustus 2016 ternyata bukan pertama kali aku melihatmu... 20 agustus 2016 14:27 ketika perayaan ulang tahun purwakarta yang ke 185 ...