Kamis, 24 Maret 2016

3 tahun


Oleh
 syiva habibie januar ramadhan

Kita telah bersama selama 3 tahun.
Tahun pertama aku tidak terlalu mengenalmu, barangkali mengobrol pun tidak pernah kurasa, walaupun selama satu tahun kita berada di satu kelas yang sama,yang ku ingat hanya panggilan nama, rupa wajah, dan tempat duduk dimana kamu berada di barisan kedua, bangku kedua dari sebelah kiri, dan duduk di sebelah kiri.
Tahun kedua kita tidak dipertemukan dalam satu kelas yang sama, kita memiliki cerita masing-masing, di tempat yang berbeda, dengan orang-orang yang berbeda, dan tentunya tidak ada aku dalam ceritamu, dan kamu di dalam cerita ku. Kita memiliki cerita kasih, tawa, asmara masing-masing yang tidak kamu ketahui atau aku ketahui.
Tahun ketiga, kita dipertemukan kembali. Ditengah semester pertama kamu masuk rumah sakit. Sepulang dari rumah sakit semua orang di kelas akan menjengukmu bersama dengan wali kelas. Orang-orang di kelas sudah sepakat untuk menjengukmu sepulang sekolah. Siang sepulang sekolah semuanya telah berkumpul di pelataran sekolah, kepada yang lain aku meminta izin untuk pulang terlebih dahulu dan akan menyusul menggunakan motor, sesampainya dirumah langit memperlihatkan kesedihannya, hujan lebat tiba-tiba turun,  sampai sore hujan tak kunjung reda, terpaksa kuurungkan niatku untuk menjengukmu, maafkan aku.
 setengah tahun pertama telah terlewati, dan setengah tahun kedua akan dimulai. Tidak ada yang berubah diantara kita. Sekitar 5 bulan lagi kita bersama, kita akan keluar dari ruangan ini, mencari dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Di waktu yang singkat ini kita mulai bicara, entah kapan dan dimana itu dimulai, kita menjadi lebih sering bicara, dan bercanda. Perhatian demi perhatian mulai sering kita berikan satu sama lain, kenyamananpun mulai hadir dan kita rasakan.
Minggu ini akan diadakan try out, hari kedua setelah  try out ada jadwal pemotretan untuk dijadikan album kenangan, masing-masing kelas mempunyai tema untuk dijadikan cerita dalam album kenangan, tema dari kelas kita adalah perkebunan, kita diperbolehkan untuk pulang terlebih dahulu untuk membawa perlengkapan pemotretan, siang jam 2 kita berkumpul kembali di sekolah, tetapi sayangnya keadaan langit tidak begitu mendukung, rintik hujan mulai turun. Dengan memakai jaket manchester united warna hitam, jeans biru tua, dan kerudung paris ungu, syukurlah kamu sudah terlebih dulu datang. Jaket yang kamu kenakan, yaa, aku tau sang pemiliknya, dia adalah laki-laki dalam cerita asmaramu dari tahun kedua, mengetahuinya, entahlah, ini sangat membingungkan.
 Satu jam kemudian setelah hujan reda kita berangkat ke lokasi pemotretan di daerah cileungsing. Dalam cerita aku menjadi seorang pembeli, kamu menjadi seorang istri dari seorang petani, dengan mengenakan kebaya ungu, kain batik, dan kerudung paris ungu, betapa cantiknya kamu saat itu.
Seusai pemotretan kami semua pulang dengan melewati persawahan, dan perkebunan, masih ingatkah ditengah perjalanan kita sempat mengambil beberapa foto disebuah gubug di pinggiran sawah? bagiku itu menjadi salah satu kenangan indah di perkenalan kita.
Beberapa hari kemudian kita melaksanakan study tour ke plered, tempat pembuatan gerabah dan keramik dari tanah liat. Tak ada kenangan atau cerita aku dan kamu disana, hanya 3 buah foto diakhir perjalanan di tempat oleh-oleh khas plered, yang menjadi kenangan bahwa kita pernah kesana bersama-sama.
Kita pernah main bersama sebanyak dua kali, kali pertama bersama anak kelas ke lokasi pemandangan ujung aspal, saat itu akses kesana masih jalanan berbatu, dengan membawa motor yang tidak sesuai dengan ukuran badanmu, kamu tidak bisa menahan berat motor dan terjatuh, syukur saja hanya lecet dan tidak ada luka serius. Apakah kamu merasakan sentuhan itu? Aku begitu mengkhawatirkanmu.
 Kali kedua bersama beberapa teman main kita. Bahagia terus terang ketika aku mengajakmu keluar lewat pesan pendek yang kukirimkan dan dibalas dengan jawaban yang diharapkan, bersama-sama kita menuju ke beberapa tempat pemandangan di sekitaran wanayasa, awalnya tujuan kita CHR (ciater highland resort) tetapi karena hari sudah sore dan akan turun hujan tujuan utama dibatalkan.
Ujian nasional pun tiba. Dimana ini adalah langkah akhir dalam perjalanan masa putih biru kita, dimana esok tak akan kutemui setiap hari wajah yang ku sayangi itu, senyum yang menjadi bekal yang hanya akan didapat apabila masuk sekolah, dan sorot mata yang menyejukan di setiap pertemuan mata kita. Ketika ujian kita berada dalam satu ruangan yang sama karena nama kita yang berdekatan. Ketika mata ini saling bertemu kamu selalu memberikan senyuman itu, senyuman yang menjadikan kesan tersendiri dalam hati ini dan pengharapan bahwa dengan senyuman itu aku memiliki tempat tersendiri dalam hatimu,
Tiga hari telah berlalu, kelegaan dirasakan karena telah menyelesaikan persoalan terpenting di masa 3 tahun ini. Setelah ujian dilaksanakan tidak ada lagi kegiatan apapun disekolah untuk kelas 3, menjadikan kita semakin jarang bertemu dan bertegur sapa sampai pada hari acara perpisahan sekolah dimulai.
Pada hari acara perpisahan sekolah, kamu duduk di jajaran depan sesuai dengan absen kelas, karena aku yang terlambat datang aku duduk di barisan paling belakang. Acara perpisahan itu begitu brengsek, memang tidak menyebabkan keluarnya air mata tapi kesedihan, tentu saja. Semuanya terasa menjadi begitu sangat berharga setelah perpisahan sudah di ujung mata, entah itu kenangan buruk, baik, membahagiakan, menyedihkan, kesabaran, kekesalan, amarah, kebahagiaan, kesedihan, percintaan, persahabatan, pertemanan, tentang semuanya itu, menjadi sebuah hal yang akan dirindukan dan berat dilepaskan. Kita adalah manusia, yang mempunyai rasa penyesalan dalam hidup, di masa itu banyak sekali penyesalan yang dibuat, salah satunya dalam usaha memilikimu, yaa, tak kulakukan itu, tak pernah kucoba untuk menggapaimu. Setelah acara selesai, para siswa diperbolehkan untuk pulang, bersama teman laki-laki lain aku langsung menuju ke kelas dimana selama satu tahun pembelajaran terakhir kita lakukan. Kamu datang menyusul bersama teman wanita lain, raga dan hati ini terlalu canggung ketika kita bertemu, entah apa yang terjadi ketika saat itu aku hanya melewatimu. Aku melewatimu begitu saja tanpa ada kata ucap atau pisah, ataukah mungkin perpisahan ini yang membuat ucapan ini tak ingin dikeluarkan, entahlah, aku meninggalkan semuanya begitu saja. Teramat tolol memang laki-laki ini, padahal kita hanya sebatas teman, tapi kenapa semuanya terasa sulit untuk diucapkan dan dilakukan, padahal ini adalah hari terakhir dimana kita bersama.
3 hari kemudian kelas kami mengadakan perpisahan, disalah satu rumah teman kita. Malam sebelum acara perpisahan kita sempat berbalas-balas pesan singkat, kita membicarakan untuk keberangkatan besok, ku ajukan untuk berangkat bersama dan akan menjemputmu, dan kamu menyetujuinya, saat itu aku sama sekali tidak mengetahui dimana rumahmu, yang tentu saja aku mundar-mandir untuk mencarinya, akhirnya melalui pesan singkat kusuruh untuk menunggu di pinggir jalan, dengan memakai pakaian ungu warna kesukaanmu, jeans abu, kerudung, dan membawa jaket orange, aku menemukanmu, sosok yang begitu ingin aku miliki. jaket orange itu tak kamu kenakan, dan ketika kamu naik ke atas motor lengan jaket itu terkena oli rante motor, tapi itu merupakan kesalahanmu hehee. Sesampainya ditempat tujuan tidak semuanya hadir memang, tapi sebagian besar ada pada saat itu, dan turut juga kehadirannya wali kelas. Canda, tawa, menghiasi langit-langit rumah ini yang seakan-akan tidak adanya sebuah perpisahan setelah ini. Setelah makan nasi liwet dengan ditemani bakar ikan plus sambal kecap kita bercerita tentang tiga tahun kebelakang, dimana banyak sekali tawa didalamnya, begitu banyak cerita satu sama lain, tentang semua hal, tetapi ditengah itu semua ada peristiwa yang begitu indah dan tak mungkin terlupakan, ingatkah kamu?  Ketika semuanya sedang asik becerita aku meminjam sepeda teman kita dengan rangka sepeda warna merah tua, dengan setang berwana hitam, dan kedua ban yang sedikit kurang angin karena sudah jarangnya digunakan, ketika mengeluarkan sepeda kamu meminta untuk dibonceng, tentu saja mana mungkin aku menolaknya, kamu dibonceng didepan, peristiwa itu tentunya sangat indah, dan tidak akan pernah terlupakan. Kepala itu, kepala sang pemilik senyum mempesona itu sangat dekat sekali beberapa cm didepanku, apakah kamu merasakan degub jantung yang begitu berdebu-debu ini? walaupun diperjalanan kamu sempat membahas mantan kekasihmu yang rumahnya tak jauh dari sini, menyebalkan tentunya, kenapa di saat-saat seperti ini kamu membicarakannya, tapi tak mengapa, aku lebih bahagia dengan apa yang sedang terjadi apabila harus disandingkan dengan hal itu, itu sangat jauh. Itu menjadi salah satu kenangan terindah lagi bagiku di dalam perkenalan kita, apakah begitu juga denganmu?
Setelah itu aku melanjutkan sekolahku ke jenjang sma yang masih berada di wanayasa, sebagian besar dari smp wanayasa memang melanjutkan ke sma ini, jadi tidak terlalu canggung karena begitu banyak yang dikenal disekolah ini. Kamu menjutkan sekolah di luar kota. Apakah kamu baik-baik saja disana? Sering kudengar kamu disana sering mengalami sakit, entah dari mana informasi ini kudapat tapi aku sering mendengarnya. Perasaan ini entah apa namanya, setelah perpisahan ini semuanya terasa semakin jelas. Ketika kamu sedang online di facebook, dengan rasa canggung aku mencoba menanyakan kabarmu, kita menjadi sering chat untuk sekedar ngobrol, menanyakan keseharian, atau melayangkan perhatian.
Setahun kemudian, menginjak tahun ke dua, kamu pindah kesalah satu sekolah yang masih didaerah wanayasa, itu dikarenakan kesehatanmu yang sering drop. Walaupun tak sering kita masih suka bertukar kabar, lebih-lebih sekarang setelah kamu pegang handphone.
Akhir-akhir ini kamu sering becerita tentang laki-laki mu, taukah kamu setiap laki-laki yang menjadi kekasihmu atau sedang dekat dengamu membuat sakit dalam pengharapanku. Semua itu sempat membuat perlakuan ku terhadapmu menjadi sedikit menjauh dan mencoba tak perduli, tetapi sebagaimanapun aku mencoba melakukannya, aku selalu kalah. Wajarkah tentang sikapku ini terhadapmu? Maafkan aku, aku baru menyadarinya beberapa saat kemudian tentang ketololan sikapku ini.
Laki-laki yang berada dikisahmu kali ini selalu membuatmu kecewa dan menangis, dengan alasan dialah orang yang pertama kali kamu suka dan cinta pertamamu kamu mempertahankannya, bukan karena perasaan yang ada pada diriku untukmu yang menyuruhmu untuk meninggalkan dia, tapi semata-mata hanya demi untuk kebaikanmu.
Laki-laki itupun akhirnya kamu tinggalkan, entah kapan itu, tapi itu sangat melegakan karena tidak akan ada lagi kesedihan yang dia timbulkan terhadapmu. Dan beberapa saat kemudian kamu memiliki laki-laki lain, dia adalah kaka kelas dua tahun di atasku, dia laki-laki baik, dan dari keluarga baik, aku sedikit mengenalnya. Dengan laki-laki ini kamu begitu serasi dan begitu sangat bahagia, hati ini sedih, bukan karena aku tak ingin melihatmu bahagia, tapi mungkin karena bukan aku yang membahagiakanmu.
Kamu masuk rumah sakit lagi, entah karena apa. Dihari kedua kamu dirawat, bersama seorang temanku aku menjengukmu. Setelah menanyakan keberadaanmu lewat sms, aku langsung menuju keruanganmu, setelah berada didepan ruanganmu suatu hal ketololan terjadi, jantung ini berdegub kencang entah karena apa, beberapa saat sebelum masuk keruanganmu, aku pun meminjam tangan temanku dan meletakannya didada ini, dia keheranan dan bertanya dengan apa yang tengah terjadi kepadaku, akupun tak tau dengan apa yang tengah terjadi kepadaku. Dengan memberanikan diri kucoba menepiskan semua hal itu, disana ada kedua orang tuamu dan adikmu, yang untung saja tidak ada kekasihmu. Tidak banyak yang aku lakukan didalam, hanya menanyakan keadaan, keseharian, dan kesehatanmu, seterusnya kami hanya saling diam. Perkataan ini keluar sendirinya dari mulut ini yang bertanya sudahkah kekasihmu menjengukmu? Kamu menjawab sudah, sebanyak tiga kali. Yaa, dia memang laki-laki yang pantas untuk bersamamu. Hanya sekitar 20 menit didalam, dan tak ingin kegugupan ini lebih lama dirasakan aku berpamitan untuk pulang.
Mengungkapkan perasaan pernah kita lakukan satu sama lain, tapi sepertinya kamu hanya mengaggap perasaan dan perkataanku hanya sebuah candaan. Meskipun kamu pernah mengungkapkan hal itu, tapi kamu tidak pernah memberikan kesempatan untukku menggapaimu. Sakit dan terluka tentu saja, tapi itu bukan alasan untuk aku meninggalkanmu. 
Dia adalah laki-laki baik, dan memperlihatkan kesungguhannya, dia dapat melakukan apa yang tidak bisa aku lakukan, yaa, aku tidak mengkhawatirkanmu, karena kamu berada di sisi laki-laki yang bisa menjagamu dan melindungumu. Karena belum tentu kamu sebahagia dan mendapatkan perhatian ini apabila denganku. Menyayangi bukan berarti memiliki apa yang kita sayangi, tetapi sesuatu yang terbaik yang mesti dia miliki adalah kesungguhan. Jangan pernah libatkan keegoisan dalam suatu perasaan, itu tidak baik, dan memiliki tentu saja bukan segalanya.
Aku menyayangimu dalam diamku, mengasihimu dalam kesendirianku, mencintaimu dengan kebisuanku. Berbahagialah dengannya, setulusnya yang terbaik adalah melihat orang yang kita sayang bahagia walaupun kebahgiannya bukan bersama kita, walaupun hati ini sangat ingin memilikinya dan ada sedikit rasa sedih, tapi itu tidak pantas untuk di bandingkan dengan kebahagian seseorang.
Allah memiliki skenario jalan hidup yang berbeda-beda untuk setiap orang, dan mungkin inilah yang Allah jalankan untukku tentang bagaimana jalanku dalam menyayangimu.
Berbahagialah kasih, dan jangan menjadi seorang wanita yang menyedihkan, aku tak ingin melihatnya, sehatlah selalu, jalanilah hidup sebaik dan sebahagia mungkin.


“Tak kusesali, cintaku untukmu
Meskipun dirimu tak nyata untukku
Sejak pertama kau mengisi hari-hariku
Aku telah meragu mengapa harus dirimu

Aku takkan bertahan bila tak teryakinkan
Sesungguhnya cintaku memang hanya untukmu
Sungguh ku tak menahan bila jalan suratan
Menuliskan dirimu memang bukan untukku
Selamanya..

Kadang aku lelah menantimu
Pastikan cinta untukku

Menuliskan dirimu memang bukan untukku
Selamanya..”

Rio febrian-bukan untukku


Tertanda,

 dirimu yang kurindukan J

my shine sun

20 agustus 2016 ternyata bukan pertama kali aku melihatmu... 20 agustus 2016 14:27 ketika perayaan ulang tahun purwakarta yang ke 185 ...